
Aryanto Nugroho
Aryanto Nugroho adalah Koordinator Nasional Publish What You Pay (PWYP) Indonesia untuk periode 2020-2024 dan 2024-2028. Bergabung sejak 2014, Aryanto telah berperan dalam melaksanakan sejumlah program dan agenda advokasi PWYP Indonesia. Ia mewakili masyarakat sipil dalam Tim Pelaksana Inisiatif Transparansi Industri Ekstraktif (EITI) Indonesia 2015-2022; terlibat sebagai Ahli dan Tim Evaluator untuk Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (GNPSDA) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia 2017-2019; serta berpengalaman sebagai Co-Chair Masyarakat Sipil (C20) Indonesia pada Kepresidenan G20 Indonesia 2022.
Saat ini, ia bertanggung jawab sebagai salah satu anggota Komite Pengarah (Steering Committee/SC) Open Government Partnership Indonesia (OGI) 2023-2024; anggota Komite Pengarah di Asia Network for People’s Energy (ANPE), platform jaringan yang bertujuan menyatukan organisasi masyarakat sipil (OMS) di kawasan Asia Tenggara untuk mengatasi kesenjangan dan tantangan transisi energi yang adil di tingkat negara dengan perspektif regional dan tindakan terarah; serta anggota Komite Pengarah di Asia-Pacific Transition Mineral Accountability (APTMA) Working Group, jaringan yang terdiri dari OMS di Australia, Indonesia, India, Kazakhstan, Mongolia, dan Filipina, yang bekerja sama untuk memperkuat uji tuntas hak asasi manusia dan lingkungan di seluruh rantai pasok energi hijau, memastikan komunitas terpinggirkan dan rentan terhadap iklim yang menjadi tuan rumah bahan baku dilindungi dalam Transisi Energi yang Adil.
Ia terlibat dalam pemantauan energi dan sumber daya alam bersama KPK, pemerintah nasional dan daerah, serta komunitas OMS, serta memiliki pengalaman memfasilitasi kelompok multistakeholder di tingkat regional, nasional, dan lokal untuk memperoleh informasi, memetakan isu-isu kritis, dan mencari masukan untuk mengatasi masalah.
Sebelum bergabung dengan PWYP Indonesia, ia bekerja untuk PATTIRO Semarang untuk mempromosikan anti-korupsi dan integritas serta mendorong perencanaan dan penganggaran yang responsif terhadap gender dan inklusif. Aktivitas pengorganisasian telah dimulai sejak masa kuliah. Aryanto pernah menjabat sebagai Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro.